Working Mom dan Stay at Home Mom Berbeda Tapi Sehati
Working Mom dan Stay at Home Mom Berbeda Tapi Sehati
Pengguna media social dan internet mungkin sudah tidak asing dengan perdebatan antara Working Mom (ibu bekerja) dan Stay at home mom (ibu yang tinggal di rumah) di dunia maya. Banyak tulisan dan status media sosial di dunia maya yang menganggap pilihan satu sama lain lebih baik. Working mom menganggap kualitas bersama anak itu lebih baik dibanding sering menghabiskan waktu bersama anak, tapi anak diceukin. Sedangkan stay at home menganggap bekerja setelah punya anak tidak perlu karena anak itu titipan Tuhan yang harus dijaga, bukan dititipkan pada orang lain untuk pergi bekerja. Begitu kira-kira deh.
Ketika perdebatan working mom dan stay at home mom memanas di media social dan bersliweran di timeline media social saya, saya memilih untuk diam. Ya, karena saya pernah merasakan di posisi keduanya. Saya pernah bekerja sebagai pengajar. Saya pikir, pengajar itu bisa pulang kerja lebih cepat sehingga saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak untuk membalas rasa bersalah saya karena meninggalkannya bekerja. Ternyata tidak, sama saja dengan pekerja di perusahaan lainnya. Saya harus pulang sesuai dengan jam kantor dan tidak bisa ijin seenaknya karena ada tanggung jawab yang harus ditunaikan.
Saya memilih bekerja saat itu karena saya merasa harus melakukan sesuatu untuk membantu perekonomian keluarga. Walaupun saya bekerja saat itu dan memiliki seorang asisten rumah tangga, saya tetap seorang ibu rumah tangga saat di rumah. Saya tetap memasak, mengurus anak dan suami saat ada di rumah.
Sekarang, saya memilih untuk menjadi stay at home setelah kelahiran anak kedua. Bismillah, saya memilih mengurus anak sendiri karena biaya untuk menyewa seorang pengasuh cukup besar di lingkungan saya, hampir sama dengan penghasilan saya sebagai pengajar! Dan di sela waktu senggang, saya berusaha mendapatkan penghasilan tambahan dengan berjualan online atau menulis. Saya tetap bisa memanfaatkan waktu dan keahlian saya walaupun ada di rumah. Repot memang, karena sambil mengurus keluarga sehingga pekerjaan tambah banyak. Tapi itu resiko yang harus diambil.
Jadi, saya kadang tidak mengerti dimana perdebatannya. Ibu yang memilih bekerja pasti mempunyai alasan sendiri. Ibu yang tinggal di rumah pun punya alasan sendiri melakukan hal tersebut. Jadi, kenapa semua harus berdebat ketika masing-masing mempunyai pilihan yang terbaik untuk dirinya?
Saya jadi belajar menghargai pilihan tiap orang, termasuk pilihan seorang teman dan tetangga saya yang tetap bekerja setelah punya anak. Mbak Karlina, nama teman sekaligus tetangga sebelah rumah saya itu. Saya dan Mbak Karlina memang berbeda. Beliau ibu bekerja dan saya ibu yang tinggal di rumah. Setiap hari, beliau keluar rumah untuk bekerja. Kadang-kadang kami berpapasan saat beliau hendak ke kantor dan saya hendak membeli sayur.
Sebagai ibu bekerja, penampilan Mbak Karlina menarik. Ditunjang dengan wajah beliau yang cantik, penampilan Mbak Karlina semakin sedap dipandang. Seperti wanita bekerja lain, penampilan menarik kadang diperlukan untuk menunjang pekerjaan dimana Mbak Karlina perlu bertemu banyak orang. Dibanding saya, jauh tentunya. Penampilan saya biasa saja, alakadarnya malah. Karena saya berfikir toh saya tidak kemana-mana, jadi tidak perlu memakai baju bagus kalau hendak pergi membeli sayur.
Walau kami berbeda, kami tetap sehati. Kami berusaha menjaga hubungan baik dengan saling menyapa ketika bertemu. Kami sama-sama punya anak dua yang usianya sepantaran dan juga sehati dalam hal pendidikan anak. Anak kami sekolah di lembaga yang sama yang pendidikannya berbasis agama. Kami juga punya pilihan #Sehatea yang sama untuk menjaga kesehatan tubuh, yaitu Teh Hijau Kepala Djenggot.
Teh hijau banyak manfaatnya untuk tubuh sehingga kami menjadikannya pilihan minuman sehat saat ngeteh bareng. Kemarin saya mapir ke rumahnya untuk mengobrol. Tak lupa saya membawa Teh Hijau Kepala Djenggot untuk kami nikmati sembari ngobrol. Menurut saya, perlu banget untuk perempuan yang berteman untuk sesekali bertemu, mengobrol, berbagi tentang segala hal, untuk kesehatan jiwa. Menurut penelitian, perempuan cenderung mudah sekali untuk terkena stress. Oleh karena itu, perlu hal yang bisa menyegarkan suasana. Dengan bertemu teman, saya bisa refreshing dari kegiatan rutin sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan Mbak Karlina, bisa sejenak istirahat dari rutinitas pekerjaan di kantor.
Saya kadang minum Teh hijau karena banyak manfaatnya untuk tubuh sehingga saya menjadikannya pilihan minuman sehat saat ngeteh bareng dengan teman. Saya yakin Mbak Karlina juga sependapat. Saat saya googling ke website resmi Teh Hijau Kepala Djenggot, saya menemukan tulisan tentang manfaat Teh hijau. Ternyata manfaat Teh hijau banyak dan zat yang terkandung dalam teh hijau baik sekali buat kesehatan dan kecantikan.
Teh hijau kaya akan antioksidan bernama catechin polifenol yang dapat menetralkan radikal bebas sebelum menyebabkan kerusakan. Antioksidan memperlancar pencernaan dan metabolisme dalam tubuh. Antioksidan juga berfungsi sebagai mekanisme pembersihan dalam tubuh dan sangat bagus untuk kesehatan kardiovaskular. Penelitian membuktikan bahwa teh hijau memberikan manfaat kesehatan yang lain seperti menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol, dan bahkan memerangi bakteri dalam mulut yang menyebabkan plak. Jadi teh ini baik untuk mengurangi dan menghilangkan kerusakan gigi.
Tuh, dari satu zat aja manfaatnya beragam. Pas banget deh kalau saya minum Teh hijau karena saya sering mengalami masalah gigi. Gigi saya pernah dibersihan karena plak dan sudah tiga kali mencabut gigi. Selain itu Teh hijau juga mengandung Thannin yang dapat membantu produksi antibody dan respon kekebalan tubuh terhadap infeksi. Perempuan yang biasanya multitasking seharusnya memang menjaga kesehatannya agar bisa menjalani peran multitaskingnya dengan baik.
Kafein dan antioksidan dalam Teh hijau menstimulasi metabolisme dan membantu oksidasi lemak, sehingga kombinasi teh hijau dan kafein meningkatkan pengurangan berat badan. Biasanya ibu-ibu yang sudah melahirkan berat badannya jadi bertambah ya, termasuk saya yang bagian perutnya berlemak. Kalau ngobrol dengan teman-teman perempuan tentang perut, pasti sama deh masalahnya hehe. Mengonsumsi Teh hijau secara rutin ternyata bisa menjadi solusi mengurangi berat badan nih.
Teh hijau tidak mengandung lemak dan kaya akan sumber vitamin dan mineral. Jumlah vitamin C (ascorbic acid) dalam teh hijau dapat disetarakan dengan lemon. Teh hijau juga mengandung vitamin B yang larut dalam air dan dengan cepat terlepas dalam secangkir teh. Berbagai manfaat teh hijau ini membuat teh hijau adalah salah satu minuman sehat yang harus ada di rumah saya dan Mba Karlina.
Teh Hijau Kepala Djenggot merupakan teh hijau berkualitas premium yang berasal dari dataran tinggi serta melalui proses produksi yang aman dan berstandar internasional. Produsen Teh Hijau Kepala Djenggot yaitu PT. Gunung Subur Sejahtera, merupakan perusahaan Teh dan kopi yang inovatif dan berorientasi global yang berlokasi di Solo, Jawa tengah. Didirikan pada tahun 1951, PT. GUNUNG SUBUR SEJAHTERA sudah dikenal luas di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah, Asia dan Eropa. PT. GUNUNG SUBUR SEJAHTERA juga sudah mendapat ISO 9001, HACCP (Sertifikasi Standar Keamanan Pangan), dan berbagai penghargaan industri dalam bidang keunggulan pangan.
Tidak salah rasanya menjadikan Teh Hijau Kepala Djenggot sebagai minuman sehat yang kami nikmati saat ngobrol bareng, karena kualitasnya sudah terjamin. Tak ada alasan juga untuk berdebat kalau sudah duduk dan ngobrol bareng ditemani minuman sehat seperti teh hijau. Di media sosial memang terkesan bahwa working mom dan stay at home mom ada di sisi yang berseberangan. Padahal di dunia nyata mah sepertinya mereka baik-baik saja, tak ada masalah loh. Seperti saya dan Mbak Karlia. Kami tetap ngobrol bareng, pergi arisan bareng, ngeteh bareng, dan sebagainya.
Semua ibu punya pilihan hidup yang diambil dengan konsekuensi masing-masing yang diterima. Baik ibu bekerja maupun ibu yang di rumah saja ingin tetap sehat dan waras dalam menjalankan perannya. Karena itu, ngobrol bareng itu perlu agar bisa saling mengerti satu sama lain. tentu saja sambil ditemani minuman Sehatea. Kami berbeda tapi kami sehati.
Comments
Post a Comment